Senin, 08 Agustus 2011

Belitung vs TI

Sepertinya saat ini pemerintah tak henti hentinya mempermasalahkan dampak negatif dari pengelolaan timah lewat tambang inkovensional.
Banyak sudah artikel pelajar2 dari luar belitung yg sempat saya baca seolah olah menyudutkan pertambangan TI padahal mereka mengenal Belitung lewat buku dan berkunjung sepintas lalu.
Memang sepintas kerusakan yg ditimbul oleh TI sepertinya sudah diambang batas.
Dikarenakan TI menjamur di beberapa lokasi tanpa memberikan kesempatan untuk pohon tumbuh lagi.
Saya pikir cuma itu saja masalahnya.
Meninjau pakta yg ada dilapangan saat ini tambang2 yg dikelola masyarakat adalah bekas2 tambang lama yg sudah ada dan memang sudah rusak oleh beberapa generasi penambang, dari zaman cina parit, belanda, dan sampai ke PT. Timah sendiri yg sempat terhenti beberapa waktu para pakar pertambangan memvonis kadar timah pulau Belitung sudah habis.
Hingga pengelolaan saat ini di izinkan kepada masyarakat individu. Bagaimana tidak seperti berkah yg tak ada habisnya bagi orang belitung.
Seperti kita tahu tak semua tanah di Pulau belitung mengandung timah jelas2 kerusakan yg adalah memang sudah sejak lama.
Lalu kenapa saat ini pemerintah menanggapinya secara serius, saya pikir ini berlebihan cuma masalah iri hati ,dengki dari pihak2 yg tidak menikmati hasilnya.
Secara logika kita pikir saja sebenarnya berapa kilo timah tiap per kubik tanah , tak akan menghabiskan tanah belitung tercinta ini.
Berbeda dengan tambang2 lain seperti Pasir kuarsa, Kaolin, Batu besi YG SUDAH JELAS2 TANAH MENTAH YANG DI EXSPORT KELUAR NEGRI pernahkah dipermasalahkan.....tidak bukan...?
Lalu katanya TI merusak hutan lindung,.
Tidakkah kalian berpikir berapa hektar hutan yg telah di jarah KELAPA SAWIT hampir separuh tanpa rakyat Belitung mempunyai hak lagi untuk kepemilikannya.sekalipun untuk dijadikan pemukiman.
Pernahkah di permasalahkan....? Tidak juga bukan...?
Menarik kesimpulan diatas, jelas2 ada pìhak2 yg DENGKI karena tidak bisa ikut menikmati hasil timah saat ini.
Saya pikir sederhana saja selama TI tersebut tidak berdampak negatif pada kepentingan umum apa salahnya.Toh...berkat adanya timah pemerintah setempat tidak perlu repot mengatasi masalah kemiskinan pengangguran, bahkan keamananan.
Itu pendapat saya bagai pendapat anda...?

Tidak ada komentar: